Pages

Monday, October 14, 2019

Wawancara Buffon dengan GdS

Buffon diwawancarai oleh Ilaria DʼAmico, istrinya yang merupakan pembawa acara TV, dalam Festival Olahraga di Trento.

“Tampaknya aku melakukan penyelamatan dalam tidurku… Mungkin itu adalah penyelamatan yang tak dapat aku buat dalam karierku.”

“Aku sangat kompetitif dan jika aku masih bermain, itulah alasannya. Aku suka persaingan, tapi kebencian merupakan hal yang memalukan bagi seluruh umat manusia.”

Buffon soal Conte

“Aku cinta Conte, dia adalah rekan setim pertamaku, kaptenku, pelatihku di Juve dan tim nasional. Aku tahu dia sebagai pribadi dan profesional, sehingga aku tak akan pernah bisa menyalahkan dia atas apapun. Dia memiliki profesionalisme luar biasa dan keadilan saat berurusan dengan tim, dan sungguh mampu mengajar sepak bola.”

“Conte benar-benar tak tidur jika timnya tidak bermain seperti yang dia inginkan. Aku mengerti ada Juventini yang kesal, tapi mereka harus paham bahwa seseorang seperti Antonio harus dihormati, karena dia telah memberikan segalanya dari dirinya untuk Juve dan meraih hasil-hasil hebat. Pilihannya bisa diperdebatkan, tapi apa yang telah dia berikan ke Juve dan dia terima dari Juve sangat spesial.”

Buffon soal para pelatihnya

“Yang terberat jelas Conte. Yang paling menyenangkan adalah Renzo Ulivieri, dan juga Max Allegri. Maurizio Sarri pelatih paling pilih-pilih yang pernah aku hadapi. Aku berutang banyak pada Carlo Ancelotti. Jika Nevio Scala punya ide gila memberikan aku laga debut bagi Parma, Carlo bahkan lebih gila lagi – dia buat aku sebagai pilihan pertama di depan Luca Bucci, temanku dan pemain timnas Italia, setelah 5 atau 6 laga. Itu adalah beban besar di pundakku, tapi di situlah karierku benar-benar dimulai. Aku ingat pelatih kiper William Vecchi bilang: ‘Jangan menjadi optimistis, karena kamu akan menjadi pecundang. Aku yakin kamu tak akan mengecewakan kami.’ ”

Buffon soal kepindahan ke Paris

“Aku merasa perlu untuk memiliki pengalaman itu di Paris, keluar dari zona nyaman. Tiada jaminan akan berjalan lancar, tapi faktanya bahwa itu yang terjadi membuatku menjadi pribadi yang semakin lengkap. Aku ingin berterima kasih pada PSG yang telah memberikan kesempatan itu, karena tanpa hal tersebut, aku mungkin sudah pensiun tahun lalu. Aku bicara pada presiden Andrea Agnelli soal itu dan dia bilang hal itu bisa menjadi pengalaman positif bagiku.”

“Namun pada titik tertentu aku merasakan panggilan rumah dan keluarga. Kembali pada 2 akhir minggu setiap bulan tidaklah cukup bagiku. Aku memutuskan untuk kembali ke Turin, tapi itu bukanlah satu-satunya alasan. Itu seperti menutup lingkaran sempurna bersama rekan-rekan setim seumur hidup, walaupun dengan peran yang kurang penting dibandingkan dengan yang aku punya sebelumnya. Aku masih tetap puas, karena melihat rekan-rekan setim berlari di depanku, mereka melihatku berdiri di antara tiang gawang terlepas dari usiaku, memberikan aku kekuatan untuk terus maju. Ini merupakan suatu sumber kebanggaan bahwa Juventus memanggil aku pada usia 41 tahun untuk kembali menjadi pemain Juve.”

Buffon soal Liga Champions

“Aku berasal dari keluarga atlet, sehingga aku telah belajar sejak dini akan pentingnya perkembangan konstan dan ketidakpuasan abadi. Aku tak merasa bahwa aku telah memberikan segala yang aku bisa, belum 100% penuh. Mungkin aku masih kurang 15% yang aku butuhkan untuk grand finale dari karier ini.”

Buffon soal BBC

“Katakanlah ini adalah salah satu dari hubungan yang sangat sedikit Anda dapatkan dalam hidup, bahkan lebih jarang lagi dalam olahraga. Kami punya kepercayaan penuh satu sama lain, kami saling peduli dan saling menghargai satu sama lain sebagai pribadi. Ini adalah ikatan persaudaraan. Aku selalu bicara kepada mereka, ini seperti koneksi erat. Dengan mereka di sampingku, ada rasa tiada yang mustahil, aku siap masuk ke medan pertempuran apapun.”

Buffon soal Ronaldo 

“Setelah gol tendangan salto yang dia cetak untuk Real Madrid ke gawang kami, aku bertanya padanya berapa umurnya. Dia tersenyum dan berkata: ‘Umurku 33. Lumayan bukan?’
Aku berpikir: ‘Lihat si sialan ini…’ Jika kau tak dapat mengalahkannya, kau bergabung dengannya! Aku mesti bilang Cristiano sungguh orang yang baik & bersahabat, kami habiskan banyak waktu berdiskusi dan bersiap, dia berinteraksi dengan rekan-rekan setim. Dia merupakan kejutan yang menyenangkan. Jika dia akan memenangkan Ballon d’Or, dan aku berharap demikian, itu akan berarti Juve juga memenangkan sesuatu yang penting. Aku tahu bahwa aku tak pernah memenangkannya, tapi sangat sulit bagi kiper, satu-satunya yang berhasil memenangkannya adalah sang legenda Lev Yashin, yang selalu bilang bahwa jika kamu tak tersiksa setelah membuat kesalahan, maka kamu tak bisa menjadi kiper hebat. Dalam hal itu, aku mungkin seorang kiper hebat!”

No comments:

Post a Comment